ADVETORIALBOALEMO

Hadiri Raker Si Gempar, Ini Yang Disampaikan Kadinkes Boalemo

BOALEMO, Goinfo.id — Kepala Dinas Kesehatab Kabupaten Boalemo, Hj. Sutriyani Lumula, SST, M.Kes., menghadiri rapat kerja Sistem Informasi Gerakan Manajemen Peduli Ambulance Gratis oleh Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan, Rabu (07/09/2022).

Dalam paparannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo, Hj. Sutriyani Lumula, SST, M.Kes., inovasi Rumah sakit ini berasal dari RPJMD 2017-2022 yang merupakan 14 program Pemerintahan Damai.

“Inovasi Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan (RSUDTN) ini berasal dari RPJMD 2017-2022 merupakan 14 program Pemerintahan Damai yang kita sudah tindak lanjut untuk Rumah Sakit juga termasuk Puskesmas,”ucapnya.

“Di Kabupaten Boalemo mempunyai dua Puskesmas Rawat Inap yang memberlakukan Ambulance Gratis (Untuk semua Puskemas) tapi untuk makan minum gratis yang ada di Puskesmas hanya dikhususkan untuk npasien rawat inap,”sambungnya.

Tak hanya itu, ses Sutri sapaan akrabnya melanjutkan terkait sistem rujukan yang ada di Rumah Sakit maupun di Puskesmas.

“Sistem rujukan kita sudah diatur oleh BPJS Pusat itu ada 144 golongan kinerja yang harus selesai di Puskesmas. Karena dalam indikator penilaian Puskesmas ada 3 indikator kerja  Puskesmas dalam pelayanan BPJS jika tidak mencapai target bahkan ada yang melebihi dari target tersebut itu akan mendapatkan pemotongan kapitasi dari Puskesmas. Dari 3 indikatornya adalah angka kontan, angka rujukan,”kata Sutriyani.

“Sistem rujukan di Kabupaten Boalemo sejak berdirinya RSIB kita mulai merancang regeonalisasi rujukan, jadi regionalisasi ini bagian Wonosari, Paguyaman, Paguyaman Pantai itu sistem rujukannya akan mengarah ke RSIB dan untuk wilayah Dulupi, Tilamuta, Botumoito dan juga mananggu itu rujukannya ke RSUDTN, ini dilakukan lebih memperpendek arus kendali kita jangan sampai pasien bolak balik. Karena sistem rujukan itu dari Puskesmas ke Rumah Sakit tipe C jika tidak selesai ke tipe C bisa dirujuk ke Rumah Sakit tipe,”jelasnya,

Kadis yang memperoleh banyak prestasi tersebut melanjutkan, jika persoalan ambulance yang berhubungan dengan Si Gempar, yang pertama kita analisa adalah dokter dan yang akan mengelola Si Gempar ini.

“Saya kira Manajemen Rumah Sakit sudah mengatur sedemikian rupa terutama untuk SDM Kesehatan, yang mendampingi sistem rujukan, yang mendampingi pasien, sopir harus standby, karena sopir tidak bisa hanya 1 ambulance saja. Sistem Manajemen  SDM ini yang nantinya akan menjadi pertimbangan agar tidak terjadinya kekosongan tenaga,”ungkapnya.

“Kami dari Dinas Kesehatan akan selalu siap untuk melakukan kerjasama, sistem komunikasi, dan koordinasi karena yang namanya pasien merupakan tanggung jawab pelayanan kesehatan dasar sehingga bisa sampai ke pelayanan rujukan,”tutupnya. (*)

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button