Boltim, Goinfo.id — Dampak dari pembuangan limbah pengunaan sianida terhadap lingkungan yang di akibat oleh kegiatan tambang emas di desa lanut akan mempengaruhi baku mutu air yang ada di sungai.
Aktivitas pertambangan emas yang kurang terkontrol akan membahayakan lingkungan terutama pada badan air, tercemarnya aktivitas tambang emas ke sungai karena penampungan limbah tidak terkontrol sehingga limbah meluap keluar melalui aliran-aliran sungai kecil, kemudian limbah di buang ke sungai dan akan berdampak pada pori – pori struktur tanah.
Menurut anggota Investigasi DPP Lp2Kp, Wahyudi Batalipu bahwa, dampak yang akan terjadi akibat aktifitas tambang emas adalah kematian masal pada ikan dan fauna lainnya yang ada di aliran sungai.
“Sebenarnya para pengusaha yang membuat Bak penyiraman di dekat aliran sungai itu di duga berkisar 15 Orang semuanya rata – rata membuang limbah ke sungai tampa ada pengawasan langsung dari pemerintah desa ataupun pihak KUD Nomontang sendiri dan itu fakta adanya laporan juga dari masyarakat setempat,” ucapnya.
Menurutnya, cianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen khlorida (CNCl) atau berbentuk kristal seperti sodium sianida (NaCN) atau potasium sianida (KCN).
Hasil investigasi lapangan banyak di temukan limbah hasil dari penyiraman yang hanya di buang ke sungai, dan sebagian ke badan jalan ini akan berdampak pada kesehatan manusia apalagi proses dari penyiraman hanya berdekatan dengan perkampungan masyarakat yang ada di Desa Lanut, seharusnya KUD Nomontang lebih proaktif dalam masalah ini.
“Sekarang kita bisa buktikan secara kasat mata dengan adanya limbah yang hanya di buang sembarangan, bahkan ada yang hanya di buang di badan jalan apakah ini bukan pencemaran,” terangnya.
Wahyudi meminta kepada dinas terkait yaitu, DLH Provinsi Sulut agar segera turun ke Desa Lanut jangan hanya menerima laporan, tapi diindahkan atau jangan – jangan disinyalir sudah main mata dengan KUD Nomontang Lanut. (MIDI)
